Komunikasi dalam pendidikan
Secara
umum komunikasi adalah segala bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun
nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai
pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud
sadar untuk memengaruhi tingkah laku si penerima. Dalam istilah lain,
komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi diantara keduanya.
Kali
ini, yang akan dibahas ialah aspek komunikasi dalam dunia pendidikan atau
komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Dengan demikian, maka faktor
pendidikanlah yang menjadi inti pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih
merupakan alat saja. Disebut alat disini karena fungsinya yang bisa diupayakan
unutk membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Adapun tujuan komunikasi adalah
sbegai berikut:
a. Agar
apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti orang lain
b. Agar
mengetahui dan faham terhadap keinginan orang lain
c. Agar
gagasan kita bisa diterima oleh orang lain
d. Menggerakkan
orang lain untuk melakukan sesuatu
Berdasarkan hal-hal tersebut
diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur
yang sangat penting kedudukannya. Didalam setiap komunikasi melibatkan berbagai
unsur yaitu:
a. Adanya
komunikator : seseorang yang
mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide, sasaran-sasaran atau gagasan yang
dapat membantu berbagai pemecahan masalah. Dalam suatu organisasi, komunikator
bertugas untuk mengomunikasikan pesan/informasi kepada 1 orang atau lebih
b. Adanya
komunikan : orang yang diajak
berkomunikasi atau orang yang menafsirkan pesan dari pengirim informasi
c. Suatu
tujuan yang hendak dicapai yang dibutuhkan kerjasama
d. Adanya
suatu gagasan suatu ide yang perlu disebarkan sebagai alat untuk memengaruhi
orang lain, sehingga orang lain itu dapat merespon dengan positif.
e. Tersedia
saluran yang dapat menghubungkan sumber inaformasi dengan penerima informasi,
sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan
f.
Adanya umpan balik hasil komunikasi atau respon
dari penerima berita.
g. Adanya
noise, gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses kominikasi akibat
diterimanya pesan lain yang diterima oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang diampaikan oleh komunikator kepadanya.
Konflik dalam organisasi pendidikan
Manusia
merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa manusia hanya dapat berarti jika
berada dalam lingkungan sosialnya. Manusia selalu bertemu dengan manusia lain.
Pertemuan antar manusia, baik dalam konteks individu maupun konteks organisasi
disatu pihak sangat diperlukan untuk saling memenuhi seluruh kebutuhan
pihak-pihak yang bersangkutan. Namun dipihak lain, pertemuan-pertemuan tadi
akan menimbulkan berbagai kepentingan, perbedaan keinginan dan perbedaan
pandanga, yang pada gilirannya akan menyebabkan ketegangan anatar pihak.
Selanjutnya, ketegangan ini lama kelamaan akan menjurus kepada terjadinya
konflik atau benturan. Apabila ketegangan dan konflik ini berjalan terus tanpa
adanya upaya-upaya untuk mengatasiny, maka tujuan hakiki dari diadakannya
hubungan antar manusia menjadi sia-sia.
Dari
sini dapat kita fahami bahwa konflik merupakan keadaan pertentangan antara
dorongan-dorongan yang berlawanan, yang ada sekaligus bersama-sama dalam diri seseorang. Dengan
kata lain konflik dapat diartikan sebagai suatu benturan, atau ketidaksetujuan,
suatu konfrontasi,pertengkaran, yang dapat terjadi secra perseorangan maupun
kelompok. Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara
orang-orang, kelompok-kelompok, atau organisasi-oarganisasi. Konflik dapat
terjadi antara individu-individu, antara kelompok-kelompok, dan antara
organisasi-organisasi.
Penyebab
timbulnya konflik daalam organisasi pendidikan diantaranya sebagai berikut:
a. Salah
faham
b. Perasaan
senstif
c. Tujuan
d. Struktur
organisasi yang longgar
e. Perbedaan
pandangan
f.
Kebutuhan
g. Ego
manusia
h. Perbedaan
pendapat
i.
Komunikasi yang salah
Cara-cara pencegahan dan pengendalian konflik
Cara-cara
untuk mengalihkan konflik pada kepentingan organisasi membutuhkan kemampuan
dari seseorang pemimpin dengan jalan memahami: (a) pandangan orang-orang dalam
mengatasi konflik, (b) keterampilan khusus untuk mengatasi konflik, (c)
teknik-teknik untuk memengaruhi konflik dalam kelompok, (d) cara
memepertahankan diri dalam konflik.
Walaupun
demikian, tidak semua konflik dapat diketahui gejala-gejalanya, untuk
mengetahuinya pimpinan harus aktif melakukan berbagai tindakan. Tindakan yang
dapat dilakukan kepala sekolah untuk
mengetahui konflik secara dini menurut E. Mulyasa (2006) adalah :
a. Menciptakan
komunikasi timbal balik
b. Menggunakan
jasa pihak ketiga
c. Menggunakan
jasa pengawas formal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar