Rabu, 01 Januari 2014

Plagiat gue : Komunikasi dan Konflik Dalam Organisasi Pendidikan




Komunikasi dalam pendidikan
                Secara umum komunikasi adalah segala bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun nonverbal yang ditanggapi oleh orang lain. Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk memengaruhi tingkah laku si penerima. Dalam istilah lain, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi diantara keduanya.

                Kali ini, yang akan dibahas ialah aspek komunikasi dalam dunia pendidikan atau komunikasi yang terjadi pada bidang pendidikan. Dengan demikian, maka faktor pendidikanlah yang menjadi inti pembicaraan, sedangkan komunikasinya lebih merupakan alat saja. Disebut alat disini karena fungsinya yang bisa diupayakan unutk membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan.

Adapun tujuan komunikasi adalah sbegai berikut:
a.       Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti orang lain
b.      Agar mengetahui dan faham terhadap keinginan orang lain
c.       Agar gagasan kita bisa diterima oleh orang lain
d.      Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam pendidikan merupakan unsur yang sangat penting kedudukannya. Didalam setiap komunikasi melibatkan berbagai unsur yaitu:
a.       Adanya komunikator      : seseorang yang mempunyai sejumlah kebutuhan berupa ide-ide, sasaran-sasaran atau gagasan yang dapat membantu berbagai pemecahan masalah. Dalam suatu organisasi, komunikator bertugas untuk mengomunikasikan pesan/informasi kepada 1 orang atau lebih
b.      Adanya komunikan         : orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang menafsirkan pesan dari pengirim informasi
c.       Suatu tujuan yang hendak dicapai yang dibutuhkan kerjasama
d.      Adanya suatu gagasan suatu ide yang perlu disebarkan sebagai alat untuk memengaruhi orang lain, sehingga orang lain itu dapat merespon dengan positif.
e.      Tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber inaformasi dengan penerima informasi, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan
f.        Adanya umpan balik hasil komunikasi atau respon dari penerima berita.
g.       Adanya noise, gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses kominikasi akibat diterimanya pesan lain yang diterima oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang diampaikan oleh komunikator kepadanya.

Konflik dalam organisasi pendidikan
                Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa manusia hanya dapat berarti jika berada dalam lingkungan sosialnya. Manusia selalu bertemu dengan manusia lain. Pertemuan antar manusia, baik dalam konteks individu maupun konteks organisasi disatu pihak sangat diperlukan untuk saling memenuhi seluruh kebutuhan pihak-pihak yang bersangkutan. Namun dipihak lain, pertemuan-pertemuan tadi akan menimbulkan berbagai kepentingan, perbedaan keinginan dan perbedaan pandanga, yang pada gilirannya akan menyebabkan ketegangan anatar pihak. Selanjutnya, ketegangan ini lama kelamaan akan menjurus kepada terjadinya konflik atau benturan. Apabila ketegangan dan konflik ini berjalan terus tanpa adanya upaya-upaya untuk mengatasiny, maka tujuan hakiki dari diadakannya hubungan antar manusia menjadi sia-sia.

                Dari sini dapat kita fahami bahwa konflik merupakan keadaan pertentangan antara dorongan-dorongan yang berlawanan, yang ada sekaligus  bersama-sama dalam diri seseorang. Dengan kata lain konflik dapat diartikan sebagai suatu benturan, atau ketidaksetujuan, suatu konfrontasi,pertengkaran, yang dapat terjadi secra perseorangan maupun kelompok. Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok, atau organisasi-oarganisasi. Konflik dapat terjadi antara individu-individu, antara kelompok-kelompok, dan antara organisasi-organisasi.
                Penyebab timbulnya konflik daalam organisasi pendidikan diantaranya sebagai berikut:
a.       Salah faham
b.      Perasaan senstif
c.       Tujuan
d.      Struktur organisasi yang longgar
e.      Perbedaan pandangan
f.        Kebutuhan
g.       Ego manusia
h.      Perbedaan pendapat
i.         Komunikasi yang salah

Cara-cara pencegahan dan pengendalian konflik
    
           
Cara-cara untuk mengalihkan konflik pada kepentingan organisasi membutuhkan kemampuan dari seseorang pemimpin dengan jalan memahami: (a) pandangan orang-orang dalam mengatasi konflik, (b) keterampilan khusus untuk mengatasi konflik, (c) teknik-teknik untuk memengaruhi konflik dalam kelompok, (d) cara memepertahankan diri dalam konflik.
                Walaupun demikian, tidak semua konflik dapat diketahui gejala-gejalanya, untuk mengetahuinya pimpinan harus aktif melakukan berbagai tindakan. Tindakan yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk  mengetahui konflik secara dini menurut E. Mulyasa (2006) adalah :
a.       Menciptakan komunikasi timbal balik
b.      Menggunakan jasa pihak ketiga
c.       Menggunakan jasa pengawas formal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar