Senin, 27 Januari 2014

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Memacu saraf otot dan refleksi pada katak serta pengaruh macam-macam pacu



Tujuan :
·         Untuk memberikan macam-macam acuan atau rangsangan agar otot berkontraksi
·         Untuk mengetahui gerak reflek pada katak yang diakibatkan oleh bermacam-macam pacu yang meliputi pacuan mekanis, chemis, elektris pada reseptor
Metode praktikum
·         Alat dan bahan
a.       Pembunuh katak lengkap
b.      Pinset galvani
c.       Larutan ringer
d.      Gelas arloji
e.       Kertas filter
f.        Gliserin atau garam (NaCl)
g.      Statif dengan penjepit
h.      Alat pemacu listrik
·         Cara kerja
a.       Rangsangan golvanis
b.      Rangsangan Panas
c.       Reflek membalik
d.      Rangsangan kimiawi
e.       Melihat pengaruh decerebrasi (penghilangan cerebra spinalis)
f.        Pengaruh pacu mekanis
g.      Pengaruh pacu chemis
h.      Pengaruh pacu listrik
i.        Mengamati pengaruh kerusakan medula spinalis
Pembahasan
Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk presepsi sensori inderawi (Wikipedia, 2012)
            Reflek adalah respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan lingkungan interna maupun lingkungan eksterna, terjadi lewat suatu lintasan reflek yang disebut dengan lengkung reflek. Komponen utama dari lengkung reflek adalah reseptor yang menerima stimulus, efektor yang merespon stimulus, neuron sensorik dan motorik yang merupakan lintasan komunikasi antara reseptor dan efektor. (Basoeki, 2000)
            Gerak reflek terjadi sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerak reflek terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa tersadari terlebih dahulu. Reflek adalah suatu aktifitas jaringan perifer yang tidak disadari akibat adanya pacuan terhadap reseptor maupun serabut afferent arcus reflek. Hewan yang dirusak otaknya masih dapat melakukan kegiatan reflek karena medula spinalisnya masih utuh.

Mekanisme gerak reflek
Rangsangan – Reseptor – Saraf Sensori – Sumsum Tulang Belakang – Saraf Penghubung (Asosiasi) – saraf Motorik – Efektor.

Berdasarkan atas percobaan yang telah dilakukan terdapat 3 kelompok perlakuan. Perlakuan pertama bertujuan untuk memacu saraf pada otak hewan. Perlakuan kedua bertujuan untuk mengetahui reflek katak. Perlakuan ketiga bertujuan untuk perlakuan reflek membalik pada katak.
Perlakuan reflek membalik pada katak didapatkan bahwa katak (Rana, sp) membalikkan diri secara cepat ketika katak dalam keadaan normal. Namun ketika katak telah di dekapitasi (dihilangkan tempurung kepala dari badannya) katak tidak dapat membalikkan diri. Seharus nya yang terjadi, katak masih dapat membalikkan diri dikarenakan gerak reflek terjadi pada sumsum tulang belakang dan bukan pada medula spinalis. Namun yang terjadi berbeda dikarenakan proses dekapitasi terlalu berlebihan atau antara waktu pen-dekapitasi-annya pada katak dengan perlakuan terpaut terlalu lama. Pendapat lain menyebiutkan bahwa faktor yang mempengaruhi katak tidak dapat membalikkan tubuh dikarenakan pusat keseimbangan tubuhnya telah rusak. Pusat keseimbangan tersebut terletak pada Cerebellum.
Perlakuan kadua adalah untuk mengetahui reflek katak terhadap berbagai macam pacuan. Pada katak normal yang diberi pacuan mekanis, panas, golvani (alat setrum), chemis (kimia), dan meddula spinalis (penusukan daerah medula spinalis/kepala bagian atas) menghasilkan respon gerak yang sangat cepat. Sedanglkan pada katak yang telah dicerebrasi atau di dekapitasi menanggapi respon yang lambat. Bahkan pada saat medula spinalis dirusak, tidak ada gerak reflek sama sekali. Hal tersebut dikarenakan saraf pusat yang mengatur gerak reflek terdapat di medula spinalis juga. Sehingga setelah di dekapitasi pun saraf otot pada katak masih menunjukkan gerak reflek walaupun lambat dikarenakan susunan sarafnya tidak sempurna.
Pada perlakuan untuk memacu saraf dan otot didapatkan hasil otot paha dan dada telah dipisahkan dari tubuh utama dan awalnya telah mati, kemudian ditetesi dengan larutan NaCl 10% menunjukkan kedutan (gerak). Semakin tinggi konsentrasi larutan, semakin cepat pula respon yang ditimbulkan. Saat ditetesi larutan gula dan H2SO4, juga memberikan respon yang sama. Peristiwa tersebut dapat disebabkan oleh larutan NaCl merupakan hipertonik basa sehingga ketika mengenai darah oto yang bersifat asam, oto akan mengkerrut. Sedangkan larutan H2SO4 merupakan hipertonik asam sehingga ketika mengenai otot yang hipertonik asam akan menyebabkan otot mengembang. Lalu otot terlihat bergerak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar