Tujuan :
·
Untuk memberikan macam-macam acuan atau
rangsangan agar otot berkontraksi
·
Untuk mengetahui gerak reflek pada katak yang
diakibatkan oleh bermacam-macam pacu yang meliputi pacuan mekanis, chemis,
elektris pada reseptor
Metode praktikum
·
Alat dan bahan
a.
Pembunuh katak lengkap
b.
Pinset galvani
c.
Larutan ringer
d.
Gelas arloji
e.
Kertas filter
f.
Gliserin atau garam (NaCl)
g.
Statif dengan penjepit
h.
Alat pemacu listrik
·
Cara kerja
a.
Rangsangan golvanis
b.
Rangsangan Panas
c.
Reflek membalik
d.
Rangsangan kimiawi
e.
Melihat pengaruh decerebrasi (penghilangan
cerebra spinalis)
f.
Pengaruh pacu mekanis
g.
Pengaruh pacu chemis
h.
Pengaruh pacu listrik
i.
Mengamati pengaruh kerusakan medula spinalis
Pembahasan
Sistem
saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang
tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk presepsi
sensori inderawi (Wikipedia, 2012)
Reflek
adalah respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan lingkungan
interna maupun lingkungan eksterna, terjadi lewat suatu lintasan reflek yang
disebut dengan lengkung reflek. Komponen utama dari lengkung reflek adalah
reseptor yang menerima stimulus, efektor yang merespon stimulus, neuron
sensorik dan motorik yang merupakan lintasan komunikasi antara reseptor dan
efektor. (Basoeki, 2000)
Gerak reflek terjadi sangat cepat dan tanggapan terjadi
secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi
dapat dikatakan gerak reflek terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa
tersadari terlebih dahulu. Reflek adalah suatu aktifitas jaringan perifer yang
tidak disadari akibat adanya pacuan terhadap reseptor maupun serabut afferent arcus reflek. Hewan yang
dirusak otaknya masih dapat melakukan kegiatan reflek karena medula spinalisnya
masih utuh.
Mekanisme gerak reflek
Rangsangan – Reseptor – Saraf
Sensori – Sumsum Tulang Belakang – Saraf Penghubung (Asosiasi) – saraf Motorik
– Efektor.
Berdasarkan
atas percobaan yang telah dilakukan terdapat 3 kelompok perlakuan. Perlakuan
pertama bertujuan untuk memacu saraf pada otak hewan. Perlakuan kedua bertujuan
untuk mengetahui reflek katak. Perlakuan ketiga bertujuan untuk perlakuan
reflek membalik pada katak.
Perlakuan
reflek membalik pada katak didapatkan bahwa katak (Rana, sp) membalikkan diri secara cepat ketika katak dalam keadaan
normal. Namun ketika katak telah di dekapitasi (dihilangkan tempurung kepala
dari badannya) katak tidak dapat membalikkan diri. Seharus nya yang terjadi,
katak masih dapat membalikkan diri dikarenakan gerak reflek terjadi pada sumsum
tulang belakang dan bukan pada medula spinalis. Namun yang terjadi berbeda
dikarenakan proses dekapitasi terlalu berlebihan atau antara waktu
pen-dekapitasi-annya pada katak dengan perlakuan terpaut terlalu lama. Pendapat
lain menyebiutkan bahwa faktor yang mempengaruhi katak tidak dapat membalikkan
tubuh dikarenakan pusat keseimbangan tubuhnya telah rusak. Pusat keseimbangan
tersebut terletak pada Cerebellum.
Perlakuan
kadua adalah untuk mengetahui reflek katak terhadap berbagai macam pacuan. Pada
katak normal yang diberi pacuan mekanis, panas, golvani (alat setrum), chemis
(kimia), dan meddula spinalis (penusukan daerah medula spinalis/kepala bagian
atas) menghasilkan respon gerak yang sangat cepat. Sedanglkan pada katak yang
telah dicerebrasi atau di dekapitasi menanggapi respon yang lambat. Bahkan pada
saat medula spinalis dirusak, tidak ada gerak reflek sama sekali. Hal tersebut
dikarenakan saraf pusat yang mengatur gerak reflek terdapat di medula spinalis
juga. Sehingga setelah di dekapitasi pun saraf otot pada katak masih
menunjukkan gerak reflek walaupun lambat dikarenakan susunan sarafnya tidak
sempurna.
Pada
perlakuan untuk memacu saraf dan otot didapatkan hasil otot paha dan dada telah
dipisahkan dari tubuh utama dan awalnya telah mati, kemudian ditetesi dengan
larutan NaCl 10% menunjukkan kedutan (gerak). Semakin tinggi konsentrasi
larutan, semakin cepat pula respon yang ditimbulkan. Saat ditetesi larutan gula
dan H2SO4, juga memberikan respon yang sama. Peristiwa tersebut dapat
disebabkan oleh larutan NaCl merupakan hipertonik basa sehingga ketika mengenai
darah oto yang bersifat asam, oto akan mengkerrut. Sedangkan larutan H2SO4
merupakan hipertonik asam sehingga ketika mengenai otot yang hipertonik asam
akan menyebabkan otot mengembang. Lalu otot terlihat bergerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar