Sabtu, 25 Januari 2014

PENELITIAN TINDAKAN KELAS




PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA ILMIAH  DAN MOTIVASI BELAJAR  SISWA KELAS 7 B SMPN 18 MALANG

Oleh : Nur Aisyah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pendidikan IPA  merupakan  bagian  dari  pendidikan  sains  dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan  pendidikan  nasional  yang  ada.  Ilmu Pengetahuan Alam  merupakan  wahana  untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada  lingkungan.  IPA mengutamakan inkuiri dan pemecahan masalah. Dalam proses inkuiri dan pemecahan masalah keterampilan-keterampilan ilmiah dan berpikir adalah bermanfaat.
SMP merupakan bagian dari pendidikan dasar yang berfungsi membekali para siswa dengan pengetahuan sains. Ciri pembekalan pengetahuan sains dalam kerangka tersebut adalah pengetahuan sains untuk demanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pencapaian tujuan tersebut pembelajaran sains bukan semata ditekankan pada pemahaman konsep sains melainkan lebih diarahakan pada efek iringan pembelajaran yang salah satunya adalah keterampilan berfikir. Keterampilan tersebut sangat penting dikembangkan, karena akan mengarah pada pola bertindak setiap individu dalam masyarakatanya kelak.
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa agar pesan dapat disampaikan. Supaya materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa, maka perlu adanya penerapan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang merupakan wahana penyalur pesan. Media pembelajaran berisi tentang materi sehingga media tersebut dapat digunakan sebagai penyalur pesan.
Kenyataannya sebagian besar pendidik mengalami kesulitan dalam  menyampaikan materi pembelajaran IPA secara lengsung melalui praktik dikarenakan keterbatasan objek yang dapat digunakan untuk pengamatan langsung. Hal tersebut terjadi terutama pada sub bab IPA yang berhubungan dengan kimia dan fisika. Keberhasilan dari pembelajaran tersebut sangat ditentukan oleh pemilihan media pembelajaran yang ditentukan oleh pendidik. Sebab dengan penyajian pembelajaran secara menarik akan dapat membengakitkan motivasi belajar siswa. Melalui media pembelajaran yang menarik diharapkan akan meningkatakan aktivitas siswa dalam belajar sehingga belajar pun dapat ditingkatkan.
Motivasi belajar dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengisisan kuesioner oleh 33 siswa dan siswi kelas 7B SMPN 18 mengenai motivasi mereka belajar Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan bahwa 35% siswa yang mengisi kuesioner berpendapat bahwa IPA merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan. Sedangkan 40% dari keseluruhan siswa yang mengisi kuesioner berpendapat bahwa IPA merupakan pelajaran yang mudah sehingga cukup mempelajari IPA hanya disekolah dan tidak perlu melakukan pengulangan di rumah. Sebanyak 75,7% siswa mengaku baru mengenal IPA di sekolah menengah tingkat pertama mengalami kesulitan menghafal dan memahami kalimat-kalimat ilmiah yang sering di temukan di pembalajaran IPA. Berdasarkan data yang telah didapatkan, dapat diketahui juga bahwa siswa SMP yang belajar IPA cenderung beranggapan bahwa terlalu  banyak bahasa ilmiah yang wajib dihafalkan oleh mereka sehingga mereka tidak termotivasi untuk belajar IPA.
Mayoritas siswa kelas 7B SMPN 18 Malang merupakan siswa yang aktif namun kurang disiplin. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar yang cenderung banyak berbincang-bincang dengan siswa lainnya. Namun disisi lain, banyak juga siswa yang kurang aktif dan cenderung pendiam. Persaingan antara siswa aktif dan pendiam tersebut menyebabkan siswa yang kurang aktif dan pendiam semakin tertinggal dalam memperoleh point keaktifan. Menghadapi masalah tersebut, banyak pendidik yang beranggapan bahwa siswa yang memiliki kasus seperti diatas wajib diperingatkan dengan cara yang keras. Tidak jarang guru yang masih berfikiran konvensional melakuakan kekerasan seperti yang lazim didapatkan ketika menjadi siswa.
Pasalnya disadari atau tidak, kegiatan guru yang demikian dapat membunuh keberanian siswa yang semula terbentuk dengan baik dengan kebebasannya bertindak dan berbicara. Bertolak masalah tersebut perlu diciptakan media dan metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi keberanian siswa dalam berbicara dan bertindak untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan berfikir siswa tersebut.
Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray  (TS-TS) bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik..
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan keterampilan berbahasa ilmiah  dan motivasi belajar  siswa kelas 7 B SMPN 18 Malang ”

1.2       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permaslahan yang akan diangkat yakni:
1.      Bagaimana penerapan model pembelajaran Two Stay two Stray  dalam meningkatkan keterampilan berbahasa ilmiah dan motivasi siswa  kelas 7B SMPN 18 Malang?
2.      Bagaimana peningkatan keterampilan berbahasa ilmiah dan motivasi siswa setelah penerapan model pembelajaran Two Stay two Stray?
1.3       Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Two Stay two Stray dalam meningkatkan keterampilan berbahasa ilmiah dan motivasi belajar siswa.
2.      Untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan berbahasa ilmiah dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Two Stay two Stray.
1.4       Manfaat Penelitian
1                    Guru Mata Pelajaran Biologi
Guru mata pelajaran dapat mencipatakan pembelajran IPA yang menyenangkan sehingga pembelajaran IPA mudah dipelajari tanpa adanya kejenuhan pada siswa. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa ilmiah dan motivasi belajar  pada siswa.
2                    Peneliti
Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengelola peserta didik dalam melatih keterampilan berbahasa ilmiah serta meningkatkan motivasi belajar di kelas terutama saat pelajaran IPA berlangsung.
3                    Peserta Didik
model pembelajaran Two Stay two Stray yang diharapkan dapat meningkatakan motivasi belajar serta keterampilan berbahasa ilmiah pada siswa terutama pada pembelajaran IPA.
4                    Lembaga Pendidikan atau Sekolah
            Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan untuk pengembangan metode pembelajaran yang baru di kelas sebagai upaya peningkatan keterampilan berbahasa ilmiah serta motivasi belajar pada siswa.

1.5       Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian, terdapat beberapa batasan masalah yakni:
1.      Penelitian dilakukan pada subjek siswa kelas VII-B dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang yang terdiri dari 22 laki-laki dan 18 perempuan pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup.
2.      Lokasi penelitian yaitu SMPN 18 Malang yang terletak di Jalan Soekarno Hatta A-394, kecamatan lowokwaru, kota malang.
3.      Model pembelajaran kooperatif tipe tsts adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap dikelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok.
4.      Keterampilan berbahasa ilmiah siswa yang diukur adalah menceritakan kembali dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis secara individu dan kelompok yang akan digunakan sebagai parameter keberhasilan dalam kemampuan siswa mengerti dan memahami materi IPA khususnya bab klasifikasi makhluk hidup.
5.      Motivasi siswa diukur melalui angket motivasi model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) yang digunakan sebagai parameter motivasi siswa belajar IPA menggunakan model pembelajaran tipe TS-TS.
1.6       Definisi Istilah
Beberapa penegasan istilah dalam penelitian ini perlu dijelaskan agar tidak timbul perbedaan pengertian dan kekurangjelasan makna, maka peneliti mendefinisikan beberapa istilah tersebut, antara lain sebagai berikut:
1.        Model Pembelajaran Tipe TS-TS
Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS atau dua tinggal dua tamu diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah selesai melaksanakan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik siswa yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.
2.        Kemampuan Pemahaman Bahasa Ilmiah Biologi
Bahasa ilmiah biologi adalah bahasa baku yang digunakan untuk memahami konsep yang dapat dipahami semua orang. Bahasa ilmiah biologi tidak sama dengan tata nama ilmiah, namun memiliki dasar yang sama (Anonymous, 2008)
3.        Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks. motivasi belajar diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu (Haryanto, 2010).
4.        Pelajaran IPA adalah pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi  bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya (Depdiknas, 2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar