PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA ILMIAH DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS 7 B SMPN 18 MALANG
Oleh
: Nur Aisyah
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan
IPA merupakan bagian
dari pendidikan sains
dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan nasional
yang ada. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan
wahana untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan.
IPA mengutamakan inkuiri dan
pemecahan masalah. Dalam proses
inkuiri dan pemecahan masalah keterampilan-keterampilan ilmiah dan berpikir
adalah bermanfaat.
SMP
merupakan bagian dari pendidikan dasar yang berfungsi membekali para siswa
dengan pengetahuan sains. Ciri pembekalan pengetahuan sains dalam kerangka
tersebut adalah pengetahuan sains untuk demanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pencapaian tujuan tersebut pembelajaran sains bukan semata ditekankan
pada pemahaman konsep sains melainkan lebih diarahakan pada efek iringan
pembelajaran yang salah satunya adalah keterampilan berfikir. Keterampilan
tersebut sangat penting dikembangkan, karena akan mengarah pada pola bertindak
setiap individu dalam masyarakatanya kelak.
Pembelajaran merupakan proses interaksi
antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran terjadi komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
agar pesan dapat disampaikan. Supaya materi yang disampaikan oleh guru dapat
diterima dengan baik oleh siswa, maka perlu adanya penerapan metode pembelajaran dan media pembelajaran
yang merupakan wahana penyalur pesan. Media pembelajaran berisi tentang materi
sehingga media tersebut dapat digunakan sebagai penyalur pesan.
Kenyataannya sebagian
besar pendidik mengalami kesulitan dalam
menyampaikan materi pembelajaran IPA secara lengsung melalui praktik
dikarenakan keterbatasan objek yang dapat digunakan untuk pengamatan langsung.
Hal tersebut terjadi terutama pada sub bab IPA yang berhubungan dengan kimia
dan fisika. Keberhasilan dari pembelajaran tersebut sangat ditentukan oleh
pemilihan media pembelajaran yang ditentukan oleh pendidik. Sebab dengan
penyajian pembelajaran secara menarik akan dapat membengakitkan motivasi
belajar siswa. Melalui media pembelajaran yang menarik diharapkan akan
meningkatakan aktivitas siswa dalam belajar sehingga belajar pun dapat
ditingkatkan.
Motivasi belajar dapat
didefinisikan sebagai usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan segala
daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin melakukan
proses pembelajaran. Berdasarkan
hasil pengisisan kuesioner oleh 33 siswa dan siswi kelas 7B
SMPN 18 mengenai motivasi mereka belajar Ilmu Pengetahuan Alam menunjukkan
bahwa 35% siswa yang mengisi kuesioner berpendapat
bahwa IPA merupakan pelajaran yang sulit dan menakutkan. Sedangkan 40% dari
keseluruhan siswa yang mengisi kuesioner berpendapat bahwa IPA merupakan
pelajaran yang mudah sehingga cukup mempelajari IPA hanya disekolah dan tidak
perlu melakukan pengulangan di rumah. Sebanyak 75,7% siswa mengaku baru
mengenal IPA di sekolah menengah tingkat pertama mengalami kesulitan menghafal
dan memahami kalimat-kalimat ilmiah yang sering di temukan di pembalajaran IPA.
Berdasarkan data yang telah didapatkan, dapat diketahui juga bahwa siswa SMP
yang belajar IPA cenderung beranggapan bahwa terlalu banyak bahasa ilmiah yang wajib dihafalkan
oleh mereka sehingga mereka tidak termotivasi untuk
belajar IPA.
Mayoritas
siswa kelas 7B SMPN 18 Malang merupakan siswa yang aktif namun kurang disiplin.
Hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar yang
cenderung banyak berbincang-bincang dengan siswa lainnya. Namun disisi lain,
banyak juga siswa yang kurang aktif dan cenderung pendiam. Persaingan antara
siswa aktif dan pendiam tersebut menyebabkan siswa yang kurang aktif dan
pendiam semakin tertinggal dalam memperoleh point keaktifan. Menghadapi masalah
tersebut, banyak pendidik yang beranggapan bahwa siswa yang memiliki kasus
seperti diatas wajib diperingatkan dengan cara yang keras. Tidak jarang guru
yang masih berfikiran konvensional melakuakan kekerasan seperti yang lazim
didapatkan ketika menjadi siswa.
Pasalnya
disadari atau tidak, kegiatan guru yang demikian dapat membunuh keberanian
siswa yang semula terbentuk dengan baik dengan kebebasannya bertindak dan
berbicara. Bertolak masalah tersebut perlu diciptakan media dan metode
pembelajaran yang dapat memfasilitasi keberanian siswa dalam berbicara dan
bertindak untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan berfikir siswa tersebut.
Model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem
pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama,
bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong
untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan
baik..
Berdasarkan latar
belakang tersebut, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa ilmiah dan motivasi belajar siswa kelas 7 B SMPN 18 Malang ”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permaslahan
yang akan diangkat yakni:
1. Bagaimana penerapan model
pembelajaran Two Stay two Stray dalam meningkatkan keterampilan berbahasa
ilmiah dan motivasi siswa kelas 7B SMPN
18 Malang?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan
berbahasa ilmiah dan motivasi siswa setelah penerapan model pembelajaran Two Stay two Stray?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran Two Stay two Stray dalam
meningkatkan keterampilan berbahasa ilmiah dan motivasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan
berbahasa ilmiah dan motivasi belajar siswa setelah menggunakan model
pembelajaran Two Stay two Stray.
1.4 Manfaat Penelitian
1
Guru Mata Pelajaran Biologi
Guru mata pelajaran dapat mencipatakan
pembelajran IPA yang menyenangkan sehingga pembelajaran IPA mudah dipelajari
tanpa adanya kejenuhan pada siswa. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa ilmiah dan
motivasi belajar pada siswa.
2
Peneliti
Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini
memiliki manfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengelola peserta
didik dalam melatih keterampilan
berbahasa ilmiah serta meningkatkan motivasi belajar di
kelas terutama saat pelajaran IPA berlangsung.
3
Peserta
Didik
model
pembelajaran Two Stay two Stray
yang diharapkan dapat meningkatakan motivasi belajar serta keterampilan berbahasa ilmiah pada
siswa terutama pada pembelajaran IPA.
4
Lembaga
Pendidikan atau Sekolah
Hasil
penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan
untuk pengembangan metode pembelajaran yang baru di kelas sebagai upaya peningkatan keterampilan
berbahasa ilmiah serta motivasi belajar pada siswa.
1.5 Batasan
Masalah
Untuk memfokuskan penelitian, terdapat beberapa batasan
masalah yakni:
1. Penelitian dilakukan pada subjek
siswa kelas VII-B dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang yang terdiri dari 22
laki-laki dan 18 perempuan pada materi Klasifikasi Makhluk Hidup.
2. Lokasi penelitian yaitu SMPN 18
Malang yang terletak di Jalan Soekarno Hatta A-394, kecamatan lowokwaru, kota
malang.
3. Model
pembelajaran kooperatif tipe tsts adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan
dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa
bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap dikelompoknya untuk
menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok
asal, kerja kelompok, dan laporan kelompok.
4. Keterampilan berbahasa ilmiah siswa
yang diukur adalah menceritakan kembali dalam bentuk tertulis maupun tidak
tertulis secara individu dan kelompok yang akan digunakan sebagai parameter
keberhasilan dalam kemampuan siswa mengerti dan memahami materi IPA khususnya
bab klasifikasi makhluk hidup.
5. Motivasi siswa diukur melalui angket
motivasi model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction) yang
digunakan sebagai parameter motivasi siswa belajar IPA menggunakan model
pembelajaran tipe TS-TS.
1.6 Definisi Istilah
Beberapa penegasan istilah dalam penelitian ini perlu
dijelaskan agar tidak timbul perbedaan pengertian dan kekurangjelasan makna,
maka peneliti mendefinisikan beberapa istilah tersebut, antara lain sebagai
berikut:
1.
Model Pembelajaran Tipe TS-TS
Model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS atau dua tinggal dua tamu diawali dengan
pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa
permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah
diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok
meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Anggota kelompok yang
tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari
suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada
tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada
semua kelompok. Jika mereka telah selesai melaksanakan tugasnya, mereka kembali
ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik siswa yang
bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan
membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.
2.
Kemampuan Pemahaman Bahasa Ilmiah Biologi
Bahasa ilmiah biologi adalah bahasa
baku yang digunakan untuk memahami konsep yang dapat dipahami semua orang.
Bahasa ilmiah biologi tidak sama dengan tata nama ilmiah, namun memiliki dasar
yang sama (Anonymous, 2008)
3.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini,
dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.
motivasi belajar
diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu
(Haryanto, 2010).
4.
Pelajaran IPA adalah pelajaran yang berkaitan dengan cara
mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya (Depdiknas,
2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar