Sabtu, 25 Januari 2014

Proses Regulasi Pada Katak dan Termoregulasi pada Homoioterm




1.      Tujuan
a.      Untuk mengidentifikasi perubahan suhu pada katak di berbagai lingkungan
b.      Untuk menjelaskan pengertian hewan yang bersifat poikiloterm
c.       Untuk mengetahui cara pelepasan panas tubuh
d.      Untuk mengetahui reaksi homoioterm terhadap perrubahan suhu lingkungan
2.      Pembahasan
Berdasarkan atas percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa penurunan suhu pada air yang telah diberi minyak lebih sedikit daripada penurunan suhu pada air yang diletakkan dalam beaker glass tanpa diberi minyak.  Hal tersebut dikarenakan struktur akuatik air lebih renggang daripada minyak. Sehingga ketika air menguap akan lebih mudah pada air tanpa tertutup minyak. Massa jenis air lebih besar daripada minyak. Sehingga ketika minyak dan air dicampurkan, minyak akan berada di permukaan atas air. Hal tersebut menghalangi air untuk menguap sehingga panas air atau suhu air tertahan. Sedangkan pada air biasa yang diletakkan pada beaker glass tanpa minyak, akan mudah menguap karna tidak ada yang menghalangi dan suhu air pun turun.
Sembilan puluh persen tubuh manusia maupun tubuh hewan terdiri atas air atau H2O. Homoioterm adalah kondisi fisiologi hewan dimana suhu tubuhnya tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Keadaan yang demikian menyebakan hewan homoioterm termasuk manusia haruis memiliki kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tubuh hewan homoioterm dilengkapi oleh kelenjar minyak di lapisan kulit. Keadaan fisiologis tersebut berguna untuk mengatur suhu tubuh hewan homoioterm. Kelenjar minyak berfungsi mengurangi penguapan disaat  suhu lingkungan menurun serta melindungi tubuh dari distabilitas suhu.
Percobaan kedua ialah dengan menaruh air didalam kendi yang telah dicat dan kendi tanpa dicat. Hasil yang didapatkan ialah suhu air dalam kendi tanpa dicat lebih cepat menurun. Berdasarkan data yang ada, didapatkan kesimpulan bahwa suhu air menurun tajam pada kendi tanpa dicat. Peristiwa tersebut disebabkan oleh perbedaan luas pori-pori pada kedua kendi. Kendi yang dicat memiliki lebar pori-pori yang lebih sempit bila dibandingkan dengan kendi yang tanpa dicat.
Peristiwa pada kendi tersebut sesuai dengan kondisi hewan homoioterm yang memiliki pori-pori pada permukaan tubuh. Pori-pori tersebut berfungsi mempermudah penguapan tubuh itu sendiri. Pada saat suhu meningkat hewan homoioterm harus menyesuaikan suhu tubuhnya agar tetap stabil. Pada saat demikian pori-pori akan melebar dan tubuh lebih mudah menguap sehingga suhu tubuh konstan. Sedangkan pada suhu dingin, hewan homoioterm akan mengerutkan pori-pori tersebut untuk menjaga panas dalam tubuh. Proses pengerutan pori-pori untuk mempertahankan diri di daerah dingin tersebut dinamakan Fotokonstriksi.
      Kebalikan hewan homoioterm adalah hewan poikiloterm atau biasa juga disebut sebagai hewan ektoterm. Hewan ektoterm merupakan hewan yang panas tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung fluktuasi (naik-turun) bergantung pada suhu lungkungan.
Perubahan suhu tubuh makhluk hidup merupakan regulasi tubuh untuk mempertahankan keadaan yang homeostatis. Homeostatis pada dasarnya merupakan suatu upaya mempertahankan atau menciptakan kondisi yang stabil dan dinamis yang menjamin optimalisasi berbagai fisiologis dalam tubuh.
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar