1.
Tujuan
a. Untuk mengidentifikasi perubahan suhu
pada katak di berbagai lingkungan
b. Untuk menjelaskan pengertian hewan
yang bersifat poikiloterm
c. Untuk mengetahui cara pelepasan panas
tubuh
d. Untuk mengetahui reaksi homoioterm
terhadap perrubahan suhu lingkungan
2.
Pembahasan
Berdasarkan atas percobaan yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa penurunan suhu pada air yang telah diberi
minyak lebih sedikit daripada penurunan suhu pada air yang diletakkan dalam
beaker glass tanpa diberi minyak. Hal tersebut
dikarenakan struktur akuatik air lebih renggang daripada minyak. Sehingga ketika
air menguap akan lebih mudah pada air tanpa tertutup minyak. Massa jenis air
lebih besar daripada minyak. Sehingga ketika minyak dan air dicampurkan, minyak
akan berada di permukaan atas air. Hal tersebut menghalangi air untuk menguap
sehingga panas air atau suhu air tertahan. Sedangkan pada air biasa yang
diletakkan pada beaker glass tanpa minyak, akan mudah menguap karna tidak ada
yang menghalangi dan suhu air pun turun.
Sembilan puluh persen tubuh manusia
maupun tubuh hewan terdiri atas air atau H2O. Homoioterm adalah kondisi
fisiologi hewan dimana suhu tubuhnya tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Keadaan
yang demikian menyebakan hewan homoioterm termasuk manusia haruis memiliki
kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tubuh hewan homoioterm
dilengkapi oleh kelenjar minyak di lapisan kulit. Keadaan fisiologis tersebut
berguna untuk mengatur suhu tubuh hewan homoioterm. Kelenjar minyak berfungsi
mengurangi penguapan disaat suhu
lingkungan menurun serta melindungi tubuh dari distabilitas suhu.
Percobaan kedua ialah dengan menaruh
air didalam kendi yang telah dicat dan kendi tanpa dicat. Hasil yang didapatkan
ialah suhu air dalam kendi tanpa dicat lebih cepat menurun. Berdasarkan data
yang ada, didapatkan kesimpulan bahwa suhu air menurun tajam pada kendi tanpa
dicat. Peristiwa tersebut disebabkan oleh perbedaan luas pori-pori pada kedua
kendi. Kendi yang dicat memiliki lebar pori-pori yang lebih sempit bila
dibandingkan dengan kendi yang tanpa dicat.
Peristiwa pada kendi tersebut sesuai
dengan kondisi hewan homoioterm yang memiliki pori-pori pada permukaan tubuh. Pori-pori
tersebut berfungsi mempermudah penguapan tubuh itu sendiri. Pada saat suhu
meningkat hewan homoioterm harus menyesuaikan suhu tubuhnya agar tetap stabil. Pada
saat demikian pori-pori akan melebar dan tubuh lebih mudah menguap sehingga
suhu tubuh konstan. Sedangkan pada suhu dingin, hewan homoioterm akan
mengerutkan pori-pori tersebut untuk menjaga panas dalam tubuh. Proses pengerutan
pori-pori untuk mempertahankan diri di daerah dingin tersebut dinamakan
Fotokonstriksi.
Kebalikan
hewan homoioterm adalah hewan poikiloterm atau biasa juga disebut sebagai hewan
ektoterm. Hewan ektoterm merupakan hewan yang panas tubuhnya dipengaruhi oleh
lingkungan. Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung fluktuasi (naik-turun)
bergantung pada suhu lungkungan.
Perubahan suhu tubuh makhluk hidup
merupakan regulasi tubuh untuk mempertahankan keadaan yang homeostatis. Homeostatis
pada dasarnya merupakan suatu upaya mempertahankan atau menciptakan kondisi
yang stabil dan dinamis yang menjamin optimalisasi berbagai fisiologis dalam
tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar