Senin, 30 Desember 2013

PREPARAT WHOLE MOUNT TUMBUHAN PAKU SUPLIR Adiantum cunneatum



       I.            JUDUL
PREPARAT WHOLE MOUNT TUMBUHAN PAKU SUPLIR
Adiantum cunneatum

    II.            TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan preparat whole mount tumbuhan dari paku suplir Adiantum cunneatum ini adalah untuk mempelajari struktur morfologi maupun dari individu tanaman suplir Adiantum cunneatum secara utuh.

 III.            METODOLOGI
3.1       Alat dan Bahan
3.1.1    Alat
-          Botol flakon
-          Gelas arloji
-          Kaca penutup
-          Kaca benda
-          Mikroskop
3.1.2    Bahan
-          Tumbuhan paku suplir Adiantum cunneatum
-          Larutan FAA
-          Aquadest
-          Larutan pewarna safranin
-          Alcohol 30%,50%,70%,80%,100%
-          Xylol murni
-          Enthelen
 
3.2       Prosedur Kerja
-          Memasukkan tumbuhan kecil  dalam botol flakon
-          Memfiksasi dengan larutan FAA selama 24 jam
-          Memindah bahan di gelas arloji dan menetesi aquades selama 10 menit
-          Memberikan pewarnaan safranin selama 2 jam
-          Mencuci dengan aquadest selam 10 menit
-          Mendehidrasi alkohol 30%, 50%, 70%, 80%, 100%, 100% masing-masing selama 15 menit
-          Menetesi alkohol:xylol, 3:1,1:1,1:3, masing-masing 15 menit
-          Menetesi xylol murni 1 selama 15 menit
-          Menetesi xylol 2 sebelum kering ditambahkan enthelen langsung ditutup dengan kaca penutup.
-          Memberi label
 

    V.            HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum mikroteknik kali ini kita membuat preparat wholemount tumbuhan dari tanaman paku suplir Adiantum cunneatum. Tiga hal yang akan diamati dari preparat yaitu bagian akar, batang dan daun dari tanaman paku suplir Adiantum cunneatum.
            Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi secara umum saja (Anonymous, 2011).
Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur morfologi tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil sehingga dapat termuat pada objek glass (Gunarso, 1989).
Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan (Gunarso, 1989).
Berdasarkan hasil preparat yang telah dibuat yaitu preparat whole mount tumbuhan dengan menggunakan pewarnaan safranin yaitu dapat diketahui bahwa preparat terlihat cukup jelas dari bagian akar, batang dan daun. Pada akar ditemukan rambut-rambut akar dan pembuluh angkut. Pada batang jelas terlihat adanya pembuluh angkut. Pada daun terlihat adanya urat daun dan daging daun (mesofil daun).
Akar dari tumbuhan ini merupakan rimpang tegak, yang akar sejatinya semakin menaik atau memanjat. Akar berupa rhizome beruas pendek yang muncul akar-akar berupa serabut. Pada ujung akar dilindungi oleh kaliptra atau tudung akar. Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh berupa sebuah sel yang berbentuk bidang empat, yang kearah luar membentuk sel-sel kaliptra, sedangkan jika menuju kearah dalam membentuk sel-sel akar (Anonymous, 2011)
Batang tanaman suplir hitam mengkilat berduri tegak atau semi tegak dan dijumpai sisik-sisik yang lunak atau keras. Batang bercabang-cabang dan berupa tongkat (rhizome) yang terdapat banyak daun dengan tingginya sekitar 0,25-1,3 m. Susunan anatomi batang terdiri dari epidermis, korteks dan stele. Pada ujung batang terdapat jaringan meristematik yang membentuk akar dan batang (Anonymous, 2011).
Daun pada tumbuhan paku suplir beraneka ragam. Berdasarkan fungsi daun pada tumbuhan paku suplir ini ada dua macam jenis daun yaitu daun tropophyl (daun untuk fotosintesis saja atau daun steril) dam daun sporophyl (daun penghasil spora atau daun fertil). Bentuk daunnya bulat telur (membulat). Susunan daun tumpang tindih ,bersirip tunggal, bersirip ganda, ada juga susunan daunnya pada bagian bawah besar sedang pada bagian ujungnya mengecil sehingga mirip ekor. Tekstur daun biasanya lembut dan tipis, tetapi ada juga yang keras dan kaku, dan umumnya berwarna hijau mengkilap. Pada bagian daun terdapat tulang daun dan telah mempunyai mesofil (daging daun). Tangkai daun gundul dan anak daun penempatannya bersaing sepanjang poros sirip (Anonymous, 2011).
Pada pembuatan preparat whole mount tumbuhan Adiantum cunneatum ini diperlukan penjagaan bagian-bagian tumbuhan agar dapat masih terlihat utuh, jadi membutuhkan kehati-hatian yang khusus.
           
 
 VI.            KESIMPULAN
1.         Pada preparat whole mount tumbuhan Adiantum cunneatum ditemukan 3 bagian utama dari tumbuhan ini yaitu akar, batang dan daun. Akar berupa rhizome beruas pendek yang muncul akar-akar berupa serabut. Batang bercabang-cabang dan akan ditemukan pembuluh-pembuluh angkut di dalamnya. Daun berbentuk bulat telur dan memiliki tangkai daun dan daging daun (mesofil)
2.         Hal-hal yang mempengaruhi pembuatan preparat whole mount tumbuhan Adiantum cunneatum ini yaitu pada penjagaan bagian-bagian tumbuhan agar dapat masih terlihat utuh membutuhkan kehati-hatian yang khusus.



VII.            DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2011. Mikroteknik. (Online) (http://achumanbiotan08.blogspot.com/2011/06/mikroteknik.html) diakses 23April 2012.
Anonymous. 2011. Paku Suplir Adiantum. (Online) (http://biologigonz.blogspot.com/2011/02/paku-suplir-adiantum.html) diakses 23 April 2012.
Anonymous. 2012. Laporan Praktikum Pteridophyta. (Online) (http://aqshabiogger2010.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-pteridophyta.html) diakses 23 April 2012.
Gunarso, Wisnu. 1989. Bahan Pengajaran Mikroteknik. DEPDIKBUD Institiut Pertanian Bogor : Bogor.
Wahyuni, Sri. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar