Senin, 10 Februari 2014

Kasus LOVE CANAL (AMERIKA SERIKAT) Berdarah



Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Falls pada tahun 1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. William T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang sekitar 7 mil. Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Pembangunan dimulai tahun 1893. Namun pembangunan kanal tersebut tidak dilanjutkan, dan menyisakan dua bagian yang tidak terhubungkan, masing-masing sepanjang seperempat mil.
Niagara Falls menjadi pusat industri, khususnya industri kimia. Produk kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida, yang merupakan produk elektrolisa natrium khlorida. Elektrolisa ini juga menghasilkan produk samping (by-product) yang tidak diinginkan yaitu khlor, yang terproduksi dalam jumlah besar. Pengembangan penelitian menghasilkan alternatif pemanfaatan produk samping ini menjadi bahan organik berkhlor seperti plastik, pestisida dan hasil industri antara lainnya. Pada saat itu fihak pemerintah dan industri belum mengetahui akibat samping dari produk ini. Belum seorangpun yang menyadari bahwa keuntungan dari pestisida seperti DDT, endrin atau dari bahan organik berklor lainnya seperti pelarut berkhlor akan mendatangkan masalah bagi lingkungan di kemudian hari.
Tahun 1930-an, Hooker Chemical and Plastic Corporation yang memproduksi bahan kimia di daerah tersebut mulai mengurug limbahnya pada bagian utara Love Canal yang belum terselesaikan. Sampai tahun 1947 dapat dikatakan daerah tersebut menjadi lahan pengurugan beragam jenis limbah terutama dari industri, termasuk pula abu sisa pembakaran dari kota. Bahkan Angkatan Darat Amerika Serikat juga mengurug sejumlah besar residu senjata biologis walaupun secara resmi fihak Pentagon menolak tuduhan tersebut. Tahun 1952 kanal tersebut ditutup oleh Hooker Chemical. Tahun 1953 fihak kotamadya meminta Hooker Chemical untuk menjual sebagian lahan kanal tersebut untuk pembangunan sekolah baru. Fihak Hooker menjual sebagian kanal tersebut ke pengelola kota hanya seharga US $ 1. 
Sekolah kemudian dibangun berdampingan dengan daerah yang sebelumnya adalah pengurug limbah industri. Sebagian dari lahan tersebut dijadikan taman bermain. Sering dijumpai anak-anak bergembira menemukan residu fosfor yang dapat menimbulkan bunga api bila dilemparkan ke permukaan yang berbatu. Pada tahun 1958 tiga anakanak mengalami luka bakar akibat terpapar dengan residu yang muncul ke permukaan. Seorang keluarga di dekat Love Canal melahirkan anak dengan cacat fisik dan mental, tetapi hal ini dianggap alamiah. Pada suatu pagi di tahun 1974, satu keluarga mendapatkan kolam renang mereka menjadi lebih tinggi sekitar 60 cm. Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya langsung terisi air tanah berwarna kuning, biru dan ungu, dengan sifat yang sangat tajam, yang dapat menghanguskan akar pohon sekitarnya.
Tahun 1959 sebuah keluarga lain mendapat masalah di lantai bawahnya (basement) dengan adanya lumpur hitam yang masuk ke dalamnya. Segala upaya dicoba untuk menghentikannya. Akhirnya mereka membuat lobang untuk mengetahui apa yang terdapat di balik tembok. Sejumlah besar cairan hitam masuk memenuhi ruangan. Sejak saat itu, masalah Love Canal mulai diketahui dan diperhatikan. Delapan bulan setelah kejadian kolam renang di atas, dilakukan pengambilan sampel udara di beberapa basement rumah di daerah tersebut. Hasilnya adalah bahwa udara di daerah tersebut mengandung bahan-bahan toksik yang berada di atas ambang threshold-limit value (TLV).
Survai kesehatan juga dimulai dan dijumpai bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Sampel darah yang diambil juga menunjukkan indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat. Kelahiran cacat fisik dan mental juga sering dijumpai. Disamping itu, senyawa-senyawa toksik berhalogen terdeteksi pada sistem penyaluran air buangan kota. Analisa lebih lanjut menemukan bahwa cemaran kimia dalam konsentrasi tinggi telah mencemari air tanah, termasuk diantaranya 11 jenis cemaran penyebab kanker seperti benzene, chloform dan trichloroethylene. Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah kimia, diantaranya 200 ton trichlorophenol, telah diurug di lahan-urug tersebut.
Mulai tahun 1976, sejumlah limbah kimia mulai muncul di halaman beberapa rumah. Keluhan mereka pada fihak pemerintah kota tidak ditanggapi, agaknya mereka tidak ingin mengganggu kegiatan Hooker yang telah mempekerjakan sekitar 3000 penduduk setempat, dan yang sedang merencanakan membangun pusat kegiatan senilai US $ 17 juta. Akhirnya pada tahun 1977 fihak pemerintah kota mengakui adanya masalah ini, namun tetap tidak ingin menentukan yang bertanggungjawab. Mereka menganggap bahwa masalah ini bukanlah suatu krisis yang besar. Pendapat ini tetap berlangsung sampai pemerintah negara bagian mulai ikut campur.
Pemerintah negara bagian memerintahkan komisi kesehatan melakukan penelitian, dan memerintahkan memagari sekeliling lahan serta memberikan ventilasi pada basement yang tercemar. Berdasarkan pertemuan dengan penduduk setempat, maka diputuskan penutupan sekolah dan pengungsian anak-anak dan wanita yang sedang hamil yang tinggal berdekatan dengan kanal. Namun dibutuhkan dana untuk melaksanakan kegiatan ini. Dengan bantuan USEPA, 237 keluarga akhirnya diungsikan.
Sebagian besar dari anggota keluarga ini secara rutin mengalami gangguan fisik seperti iritasi, sakit kepala, cepat lelah, susah tidur dan diantaranya juga cacat mental. Peraturan pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah negara bagian adalah menghentikan sama sekali pelindian yang tidak terkendali, mencegah kemungkinan pelindian di masa datang dan menutup kanal. Suatu recana perbaikan dan penyembuhan (remedial) mulai dirancang, diantaranya pembuatan drainase untuk mengalirkan lindi dan memompanya ke suatu tangki pengumpul untuk kemudian diolah sebelum dialirkan kembali pada sistem penyaluran air buangan kota. 
Kanal tersebut juga ditutup setebal 2,5 meter tanah kedap untuk menghindari masuknya air dari luar. Kegiatan remediasi tersebut dianggap terlalu lambat oleh penduduk sekitarnya, walaupun pemerintah negara bagian mengajukan tuntutan denda pada Hooker Chemical sebesar US$ 635 juta. Mereka menginginkan kompensasi yang lebih dari itu. Studi pada tahun 1980 mengemukakan adanya bukti kerusakan khromosom pada penduduk, sehingga Pemerintahan Carter pada saat itu memerintahkan evakuasi sekitar 700 keluarga lagi, tetapi pemerintah negara bagian menolak sampai adanya kejelasan kompensasi bagi penduduk. Dari sudut teknik, Hooker mengemukakan bahwa teknologi yang mereka gunakan adalah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang tetap digunakan oleh Pemerintahan Carter. Namun akhirnya dicapai kesepakatan di pengadilan antara 1345 penduduk dengan Occidental Petroleum, induk perusahaan Hooker Chemical.
Kasus Love Canal menyebabkan adanya perbaikan dan pengetatan peraturanperaturan yang berlaku di Amerika Serikat dalam menangani limbah B3, karena ternyata bukan hanya lahan ini saja yang secara peraturan sebetulnya telah sesuai dengan yang berlaku. Kegiatan remediasi lahan yang terkontaminasi akhirnya menjadi salah satu program yang digalakkan di Amerika Serikat bagi lahan yang tercemar.

KASUS PENYAKIT "KUCING MENARI" DI MINAMATA



Pada tahun 1932, Chisso Chemical Corporation membuka pabrik pupuk kimia di Minamata (terletak di pulau Kyushu, Jepang Selatan). Penduduk di sekitarnya adalah nelayan atau petani. Chisso mempekerjakan penduduk setempat (sekitar 1/3 tenaga pekerjanya), sehingga tidak menimbulkan masalah sosial pada awal pendiriannya. Kasus Minamata ini terkenal di dunia bila membicarakan masalah industri, limbah dan kesehatan masyarakat, yang terungkap setelah sekitar 600 ton merkuri, yang digunakan sebagai katalis dalam prosesnya, dibuang secara bertahap sekitar 45 tahun.
Merkuri didapat di alam, merupakan logam warna putih-perak, termasuk logam berat, dan berada fasa cair pada suhu biasa, dan biasanya digunakan sebagai katalis. Pada tahun 1714 Gabriel Fahrenheit menggunakan merkuri ini untuk termometer. Mikroorganisme dalam air mengkonversi logam ini menjadi methylmercure, dengan prakiraan 70 - 100 tahun akan persistan di alam. Merkuri alamiah dapat dievakuasi oleh tubuh manusia secepatnya melalui urin, sedang mercuri organik bersifat biokumulasi, yang dapat menyerang syaraf dan otak.
Sinyal pertama kasus ini datang pada tahun 1950, yaitu sejumlah ikan mati tanpa diketahui sebabnya. Tahun 1952 timbul penyakit aneh pada kucing yang kadangkala berakhir dengan kematian. Antara tahun 1953 - 1956 gejala yang dikenal sebagai "kucing menari" ditemui pula pada manusia. Beberapa diantaranya meninggal dunia. Tetapi Chisso pada awalnya belum dicurigai sebagai penyebab, hanya diketahui bahwa korban mengalami keracunan akibat memakan ikan yang berasal dari laut sekitar pabrik itu. Chisso kemudian mengeluarkan daftar bahan yang digunakan dalam pabriknya, tetapi tidak tercantum merkuri dalam daftar tersebut, walaupun diketahui bahwa merkuri digunakan sebagai katalis proses dari pabrik tersebut. Penelitian penyebab penyakit tersebut secara intensif dilakukan oleh pemerintah.
Asosiasi industri kimia Jepang juga membantu Chisso dalam melacak masalah ini dengan melakukan penelitian-penelitian, tetapi tidak mendapatkan hasil memuaskan.
Pencemaran mercuri tetap berlanjut. Kasus penyakit ini juga terus berlanjut, dan terutama menyerang anak-anak. Tahun 1956 masyarakat sekitarnya mengadakan aksi menentang keberadaan Chisso. Chisso memberikan santunan pada korban dan yang meninggal, tanpa mengetahui penyebab masalah ini. Kasus ini lama kelamaan terungkap, karena korban umumnya mengandung merkuri yang berlebihan pada tubuhnya. Tahun 1976 sekitar 120 penduduk Minamata meninggal karena keracunan merkuri dan 800 orang menderita sakit. Tahun 1978, 8100 penduduk mengklaim hal ini, dan 1500 diantaranya yang diperiksa diketahui keracunan merkuri. Akhirnya pembuangan merkuri dihentikan dengan ditutupnya pabrik tersebut, dan pemerintah menyatakan bahwa Chisso adalah penanggung jawab penyakit yang berjangkit di Minamata. 22 Maret 1979 dua pemimpin Chisso , yang pada saat itu telah berumur 77 tahun dan 68 tahun, dihukum masing-masing 2 tahun dan 3 tahun penjara. Disamping itu, korban kasus ini menerima santunan yang dibebankan pada Chisso.

Rabu, 05 Februari 2014

Genetika dalam Jender

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Qur’an Surat At-Tin  ayat 4 tersebut menjelaskan bahwa manusia merupakan konsep final dalam evolusi makhluk hidup. Hierarki kehidupan makhluk hidup dari tingkat Tumbuhan dan hewan seperti pisces, ampibi, aves dan mamalia belum sekompleks konsep biologi manusia. Kesempurnaan inilah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi bagi makhluk hidup lainnya.
Kesempurnaan biologis manusia diiringi dengan tuntutan tanggung jawab sosial dan budaya. Itulah sebabnya pembicaraan mengenai reproduksi manusia sarat dengan nilai moral dan budaya. Meskipun proses reproduksi dialami oleh makhluk hidup yang lainnya tapi terbebas dari kaidah-kaidah moral dan budaya. Mereka tidak mengenal hukum-hukum kekeluargaan dan hukum-hukum perkawinan.
Pandangan mitologi terhadap fisik biologi manusia merugikan kaum perempuan, karena laki-laki cenderung dikultuskan, mengingat Adam pernah menjadi objek “sujud” kedua sesudah Tuhan, sementara perempuan dimitoskan sebagai makhluk penggoda, yang dilukiskan sebagai setan betina (female demon), karena godaannya menyebabkan manusia jatuh ke bumi (Umar, 2002).
Biologi Manusia
          Secara biologi, ekspressi gen manusia dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis kelamin yakni jantan dan betina. Beberapa spesies dikelompokkan sebagai hemafrodit, yakni yang dalam dirinya terkandung unsur jantan dan betina. Namun begitu dalam proses perkembangbiakannya, masih memerlukan pasangan untuk transfer silang. Adapun jenis perkembangbiakan yang tidak membutuhkan pasangan. Jenis perkembangbiakan tersebut dinamakan reproduksi vegetatif yang banyak ditemukan pada spesies tumbuh-tumbuhan dan beberapa jenis binatang. Spesies lainnya disebut dimorfisme seksual yakni spesies yang mengalami proses perkembangbiakan melalui interaksi antara satu jenis kelamin dengan jenis kelamin lainnya. Manusia termasuk jenis spesies ini.
          Meskipun sifat-sifat dasar genetika manusia mempunyai persamaan dengan makhluk biologis lain, seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan, manusia memiliki sistem koordinasi dan sistem endokrin yang mengatur sekresi hormon terutama dalam mengontrol perkembangbiakan seksual.
          Organ paling mendasar dan dapat diamati secara makroskopis maupun morfologi atau fisiik biasa disebut sebagai alat genital luar. Alat genital luar laki-laki terdiri atas; testis, skrotum dan penis. Sedangkan pada wanita terdiri atas kelenjar mamae, labia minora, labia mayora  yang akan diteruskan pada genital dalam yakni serviks. Selain alat genital, manusia pria maupun wanita memiliki beberapa sistem endokrin yang pada waktu tertentu akan dikontrol oleh otak untuk menghasilkan hormon khusus. Hormon tersebut berfungsi untuk   membentuk ciri sekunder pada pria dan wanita pada masa pubertas.
          Ditelaah dari genetikanya, komposisi tubuh laki-laki lebih kompleks daripada perempuan. Perempuan yang memiliki kromosom XX dan laki-laki memiliki kromosom XY. Kromosom Y tersebut selain menentukan seseorang menjadi laki-laki, juga membawa beberapa pengaruh. Ada sebuah jenis protein, yang diidentifikasi sebagai H-Y antigen  yang hanya terdapat dalam sel laki-laki dan tidak ditemukan dalam sel perempuan. Kehadiran kromosom Y memungkinkan terjadinya tambahan kontrol pada berbagai jaringan sel dalam tubuh laki-laki. Kakhususan ini dijadikan alasan di kalangan ilmuwan untuk menyatakan bahwa laki-laki secara biologis memiliki kekhususan-kekhususan dan sekaligus memberikan pengaruh secara psikologis maupun sosiologis.
          Perbedaan sistem hormonal tubuh berbagai spesies, seperti mamalia atau makhluk menyusui, termasuk manusia, jenis jantan/laki-laki lebih agresif daripada jenis betina/perempuan. Ahli geneita menyimpulkan bahwa pengaruh hormon testosteron menyebabkan jenis jantan lebih agresif dibandingkan dengan betina. Hasil penelitian W.O Joslyn membuktiokan bahwa ketika monyet betina berusia muda diberikan unsur testosteron maka monyet itu menjadi lebih agresif. Penelitian yang sama juga dilakukan pada manusia olehL. Kreutz dan R. Rose. Hasilnya sam: tingkat testosteron berbanding lururs dengan perilaku agresif.
          Dengan demikian secyara fisik biologi laki-laki dan perempuan tidak saja dibedakan oleh identitas jenis kelamin, bentuk, dan anatomi biologis lainnya, melainkan juga komposisi kimia dalam tubuh. Perbedaan yang terakhir menimbulkan akibat-akibat fisik biologis, seperti laki-laki memiliki suara yang lebih besar, berjenggot, berkumis, pinggul lebih ramping dada datar. Sementara perempuan mempunyai suara lebih bening, buah dada menonjol, pinggul lebih lebar, dan organ reproduksi sangat berbeda dengan laki-laki.

Daftar Pustaka
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta. Penerbit kedokteran EGC
Umar. 2002. Bias Jender dalam Pemahaman Islam. Yogyakarta. Gama Media

Tuhanku memarginalkan konglomerat, membutakan wakil rakyat dan menulikan scientist

3 Februari 2014
22.53
    Kopiku mulai dingin, ketika angin beku pun mulai menusuk kulit yang kegerahan. Pacu hormonal sedang menjalankan tugasnya mengontrol suhu badan ini. Hingga beku tak mampu membekukan imunku. Segala macam berkecamuk dalam fikir seperti biasanya. Dari banjir hingga “engkes keemasan” yang baru hinggap di telinga. Menyentakkan sejuta tanya yang tak satupun hal kubiarkan meredam. “rasa sesal didasar hati hinggap tak mau pergi...haruskah aku lari dari kenyataan ini....” lirik itu berputar mendendangkan memori masa lalu yang tak pernah kuselami seakan ku tahu satu per satu kisah di dalamnya. Atau tebing rintihan curam mengenai hidup yang tak kunjung menyerah mengulang setripingnya.
    Dua februari, tepat 24 jam yang lalu, aku mencoba berjalan menapaki bumi yang masih berkerut. Terminal, alun-alun, sawah, tambak, Batu, Pasuruan, Malang, di dalam bus, langit masih tetap sama bersama awannya. Orang-orang pun sama. Mengeluh tentang hidup dan bergulung dengan waktu mencoba lari daripadanya atau menyerah meronta mengais mimpi masa kecil. Kilap wajah pribumi, legam dan otot yang mencuat di tiap inchi kulitnya menerangkan garis pendek kehidupan yang tak pernah ia minta. Beberapa diantaranya berjalan diatas kaki pincang, tersenyum diantara keronta gigi kusamnya, tertidur bersandar pada dipan janji surga, tapi tetap tak gentar berteriak menyapa yang ia kenal sekan manis semangat terpancur didalam salamnya.
Itulah Indonesia
Itulah Nusantara
Keramahannya seramah banjir longsor, gunung meletus, gempa, bahkan kebakaran yang menyapa di musim ini.
 Ini sejumput cerita orang-orang sederhana yang menamakan dirinya kaum kecil. Sungguh mereka marginal yang tak pernah termarginalkan. Menteri, pengusaha besar, pemerintah, ahli ekonomi, ahli politik, rektor dan segenusnya mungkin menganggapnnya kaum marginal. Tapi mereka tak pernah termarginalkan. Mereka ada disudut kota. Mereka ada ditengah kota. Mereka ada di ujung pedesaan, dilereng gunung dan di atas tambak teras laut. Mereka ada dikolong negara, ada di pucuk nusantara, ada di panggung khatulistiwa.Di gerbang kantor walikota, Kantor gubernur, istana kesultanan, istana negara bahkan mungkin istana pemberantasan korupsi mereka ada. Mereka ada. Di jalanan, bus, kereta api, kapal pesiar dan pesawat terbang mereka bernyanyi. Konglomerat buta dan tuli saja yang menganggap mereka termarginalkan.
Satu tradisi menyatukan mereka, “keramahan”.
Seramah ketua mahkamah Konstitusi membebaskan tahanan “karibnya” dan seramah Presiden melindungi anggota partai korupnya. Oh salah. Mungkin memang semua partai bernama “KORUP”di mata Tuhan. Yang mendoktrin anggota baru dengan iming-iming istana kenyamanan. Mereka yang mengemis dana penghidupan partai “untuk rakyat” katanya. Berdiri di atas kepentingan rakyat menggenggam dana bantuan, menjilat serakan butir-butir sampah raskin rakyat jelata. Atau mengumpulkan kupon jaminan kesehatan hanya untuk keluarga partai. Dan bila pemilihan umum telah mencapai musimnya, kalangan tertentru berpesta pora yang entah anggaran macam manalagi mereka mamahbiak. Tak ada dengan bedanya sapi yang tak habis mengunyah.
Hanya Tuhan Yang Tidak Buta. Sifat mustahil dalam kitab Akidah Akhlak Sekolah menengah tingkat pertama. Entah diantara kami tahu atau tidak, akibat SMP pun kami tak sanggup membayar SPP dan khatam. Entah mereka tahu atau tidak, mungkin SPP mereka ikut termamah biak dan mereka lupa senam mulut pahlawan tanda jasa pada saat itu.
Keyakinan bahwa Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang itu menguatkan para pengemis, orkestra jalanan, pembersih kota dari sampah plastik, menteri pengarapan sawah, menteri pabrik industri, menteri penangkapan ikan,  yang mengeja nama profesinya sebagai “B_U_R_U_H”, atau Cafetarian trotoar untuk tetap tersenyum dan ramah mengayuh hidup.
Sejumput cerita yang tak pernah ingin kutulis tentang Kehendak Yang Maha TIDAK BUTA untuk memarginalkan konglomerat, membutakan wakil rakyat dan menulikan scientist.....................................................................................................................................................