Rabu, 07 Mei 2014

Plankton! Tokoh Kartun Pembawa Cacing Pita pada Ikan



            Helo guys lama gak nongol nich..
          Hingga pada suatu sore, sahabat saya yang bercita-cita buat jadi penulis membangunkan saya. 

Katanya, “sesuatu yang kita anggap urgent, gak semestinya cuma jadi perbincangan kosong kita berdua aja. Adakalanya semua orang tau, biar setidaknya perubahan mindset mereka bisa dihitung PERUBAHAN. Itu berarti ide kita memberikan perubahan ”
            Iyalah men... kita uda gede... uda saatnya jadi Agent Of Change.. Tentunya Positive Change kawan.. not Negative Change. #apa hubungannya????...
Okeh.. then
Tulisan pertama saya ini saya mulai dengan membahas makhluk kecil setengah besar bermata satu.

 It’s called Cyclops.
          Menurut salah satu stasiun televisi swasta yang membahas tentang 7 tokoh animasi  paling nyata di dunia nyata, menyebutkan bahwa salah satu tokoh animasi plankton dalam film animasi anak-anak Spongebob Squarepants berasal dari hewan plankton spesies Cyclops. Siapa yang tak kenal spongebob. Film animasi ini sangat populer dikalangan anak-anak sedunia. Tokoh dalam film tersebut diambil dari beberapa hewan laut dan darat. Salah satunya adalah plankton. 
            Plankton merupakan tokoh animasi dalam film Spongebob Squarepants yang berwarna hijau dan berukuran sangat kecil. Ia memiliki antena berjumlah 2 dan merupakan makhluk yang cerdas. Ini terbukti dengan alat-alat canggih yang berhasil ia ciptakan. Namun, ia tidak pernah puas dan tetap berusaha mencuri resep rahasia Kraby Patty dari musuhnya kepiting merah bernama Mr. Krab.
            Tokoh animasi plankton tersebut diambil dari kehidupan nyata yakni dari hewan bertubuh  mini bernama Cyclops. Cyclops merupakan hewan tingkat rendah invertebrata (tidak bertulang belakang). 

Taksonomi Cyclops adalah sebagai berikut:

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Subphylum      : Crustacea
Class                : Maxillopoda
Sub class         : Copepoda
Orde                : Cylopoida
Family             : Cylopydae
Genus              : Cylops
Spesies            : Cylops s. (Anonim, 2013)



Individu Cyclops bisa berkisar dari -5 ½ mm dan jelas dibagi menjadi dua bagian. Bagian depan bagian oval luas terdiri dari kepala dan dada lima pertama segmen. Bagian belakang jauh lebih ramping dan terdiri dari segmen toraks keenam dan empat segmen pleonic tak berkaki. Dua ekor pelengkap proyek dari belakang. Meskipun mereka mungkin sulit untuk mengamati, Cyclops memiliki lima pasang kaki. Panjang antena pertama digunakan oleh jantan untuk mencengkeram betina saat kawin. Setelah itu, betina membawa telur dalam dua kantung kecil di tubuhnya. Larva, atau nauplii , bebas berenang dan tersegmen.
Cyclops memiliki distribusi kosmopolitan di air tawar dan air payau . Ia hidup di sepanjang perairan yang tertutup tanaman dan adanya mengalir air, di mana ia makan pada fragmen kecil dari bahan tanaman, hewan atau bangkai. Cyclops memiliki kapasitas untuk bertahan hidup dalam kondisi tidak cocok dengan membentuk sebuah jubah lendir.
            Bila ditinjau dari segi sejarah, nama Cyclops sendiri diambil dari makhluk berukuran raksasa yang memiliki mata satu dalam mitologi Yunani.
Menurut mitologi tersebut Cyclops merupakan anak dari Gaia dan Uranus. Terdapat 3 Cyclops yakni Arges, Brontes dan Steropes. Namun dikarenakan penampilan yang mengerikan, mereka dipenjarakan oleh Uranus di Tartaros bersama Hekatonkhire.
            Suatu hari, Zeus, raja para dewa dalam mitologi Yunani, membutuhkan bala bantuan untuk menyerang para Titan. Sehingga ia berinisiatif untuk membebaskan para  Cyclops dari Tartaros. Cyclops yang memang ahli dalam menempa besi kemudian membuatkan petir untuk Zeus, trisula untuk Poseidon, dan helm gaib untuk Hades.
            Zeus adalah dewa Yunani yang namanya berasal dari kebudayaan Indo-Eropa. Zeus diadaptasi dalam mitologi Romawi menjadi Yupiter. Zeus adalah dewa langit dan petir. Ia juga dikenal sebagai Ayah para dewa dan manusia. Para Cyclops bekerja membuat petir untuk Zeus.
            Poseidon dikenal sebagai dewa penguasa laut, sungai dan danau. Poseidon memiliki senjata berupa trisula yangbisa menyebabkan gempa dan banjir. Trisula inilah yang dibuat oleh para Cyclops semasa Titanomakhia. Poseidon merupakan pelindung begi banyak kota di Yunani, meskipun ia gagal mendapatkan kota Athena.
            Hades adalah dewa dunia bawah dalam mitologi Yunani. Dia bersama kedua saudaranya Zeus dan Poseidon mengalahkan para Titan dan mengambil alih kekuasaan dunia. Namun, setelah dilakukan undian untuk menentukan tempat kekuasaan Hades mendapatkan kekuasaan dunia bawah (kematian). Para Cyclops membuatkan helm gaib untuk membantu tugas Hades sebagai dewa dunia bawah.
            Demikianlah sejarah singkat nama cyclops itu diambil. Namun, perlu diketahui bahwa  Cyclops merupakan hospes perantara dari cacing pita dari genus Diphyllobothriumcacing ini tergolong Pseudophyllidae yang terdapat sebagai cacing dewasa pada manusia. Panjangnya sampai 10 m.
Cacing pita tersebut menyebabkan penyakit Diphyllobothriasis pada manusia. Telur dari cacing pita ini dikeluarkan bersama tinja manusia. Dalam air, sel telur menjadi onkosfer dan telur menetas mengeluarkan korasidiaum yakni embrio bersilia. Korasidiaum dimakan oleh Cyclops. Dalam tubuh Cyclops, korasidium berkembang menjadi procercoid. Bila Cyclops yang mengandung procercoid dimakan oleh ikan, maka procercoid akan tumbuh menjadi bentuk infektif. Bentuk ini siap menginfeksi manusia bila ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia (Safar, 2010).
            Ternyata keberadaan hewan terkecil sekalipun perlu kita waspadai keberadaannya. Karena hewan kecil dapat mengandung telur dari hawan yang lebih besar dan siap menginfeksi manusia. Untuk itu, penulis berpesan hendaknya dalam memasak ikan, kita memasaknya sampai matang sebelum dikonsumsi. Ingat! Penyakit tidak hanya datang karena niat pelakunya namun juga karena ada kesempatan. Maka Waspadalah! Waspadalah!

Daftar Pustaka :
            Diakses pada 07 Mei 2014
Safar Rosdiana, 2010. Parasitologi Kedokteran. Yrama Widya : Bandung
           

Senin, 10 Februari 2014

Kasus LOVE CANAL (AMERIKA SERIKAT) Berdarah



Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di Niagara Falls pada tahun 1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut. William T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang sekitar 7 mil. Direncanakan bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan pemukiman untuk memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Pembangunan dimulai tahun 1893. Namun pembangunan kanal tersebut tidak dilanjutkan, dan menyisakan dua bagian yang tidak terhubungkan, masing-masing sepanjang seperempat mil.
Niagara Falls menjadi pusat industri, khususnya industri kimia. Produk kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida, yang merupakan produk elektrolisa natrium khlorida. Elektrolisa ini juga menghasilkan produk samping (by-product) yang tidak diinginkan yaitu khlor, yang terproduksi dalam jumlah besar. Pengembangan penelitian menghasilkan alternatif pemanfaatan produk samping ini menjadi bahan organik berkhlor seperti plastik, pestisida dan hasil industri antara lainnya. Pada saat itu fihak pemerintah dan industri belum mengetahui akibat samping dari produk ini. Belum seorangpun yang menyadari bahwa keuntungan dari pestisida seperti DDT, endrin atau dari bahan organik berklor lainnya seperti pelarut berkhlor akan mendatangkan masalah bagi lingkungan di kemudian hari.
Tahun 1930-an, Hooker Chemical and Plastic Corporation yang memproduksi bahan kimia di daerah tersebut mulai mengurug limbahnya pada bagian utara Love Canal yang belum terselesaikan. Sampai tahun 1947 dapat dikatakan daerah tersebut menjadi lahan pengurugan beragam jenis limbah terutama dari industri, termasuk pula abu sisa pembakaran dari kota. Bahkan Angkatan Darat Amerika Serikat juga mengurug sejumlah besar residu senjata biologis walaupun secara resmi fihak Pentagon menolak tuduhan tersebut. Tahun 1952 kanal tersebut ditutup oleh Hooker Chemical. Tahun 1953 fihak kotamadya meminta Hooker Chemical untuk menjual sebagian lahan kanal tersebut untuk pembangunan sekolah baru. Fihak Hooker menjual sebagian kanal tersebut ke pengelola kota hanya seharga US $ 1. 
Sekolah kemudian dibangun berdampingan dengan daerah yang sebelumnya adalah pengurug limbah industri. Sebagian dari lahan tersebut dijadikan taman bermain. Sering dijumpai anak-anak bergembira menemukan residu fosfor yang dapat menimbulkan bunga api bila dilemparkan ke permukaan yang berbatu. Pada tahun 1958 tiga anakanak mengalami luka bakar akibat terpapar dengan residu yang muncul ke permukaan. Seorang keluarga di dekat Love Canal melahirkan anak dengan cacat fisik dan mental, tetapi hal ini dianggap alamiah. Pada suatu pagi di tahun 1974, satu keluarga mendapatkan kolam renang mereka menjadi lebih tinggi sekitar 60 cm. Ketika kolam ini dibongkar, maka galiannya langsung terisi air tanah berwarna kuning, biru dan ungu, dengan sifat yang sangat tajam, yang dapat menghanguskan akar pohon sekitarnya.
Tahun 1959 sebuah keluarga lain mendapat masalah di lantai bawahnya (basement) dengan adanya lumpur hitam yang masuk ke dalamnya. Segala upaya dicoba untuk menghentikannya. Akhirnya mereka membuat lobang untuk mengetahui apa yang terdapat di balik tembok. Sejumlah besar cairan hitam masuk memenuhi ruangan. Sejak saat itu, masalah Love Canal mulai diketahui dan diperhatikan. Delapan bulan setelah kejadian kolam renang di atas, dilakukan pengambilan sampel udara di beberapa basement rumah di daerah tersebut. Hasilnya adalah bahwa udara di daerah tersebut mengandung bahan-bahan toksik yang berada di atas ambang threshold-limit value (TLV).
Survai kesehatan juga dimulai dan dijumpai bahwa keguguran spontan ternyata 250 kali lebih tinggi dibandingkan kondisi normal. Sampel darah yang diambil juga menunjukkan indikasi adanya kerusakan hati yang meningkat. Kelahiran cacat fisik dan mental juga sering dijumpai. Disamping itu, senyawa-senyawa toksik berhalogen terdeteksi pada sistem penyaluran air buangan kota. Analisa lebih lanjut menemukan bahwa cemaran kimia dalam konsentrasi tinggi telah mencemari air tanah, termasuk diantaranya 11 jenis cemaran penyebab kanker seperti benzene, chloform dan trichloroethylene. Hooker Chemical akhirnya mengeluarkan pernyataan bahwa sekitar 22.000 ton limbah kimia, diantaranya 200 ton trichlorophenol, telah diurug di lahan-urug tersebut.
Mulai tahun 1976, sejumlah limbah kimia mulai muncul di halaman beberapa rumah. Keluhan mereka pada fihak pemerintah kota tidak ditanggapi, agaknya mereka tidak ingin mengganggu kegiatan Hooker yang telah mempekerjakan sekitar 3000 penduduk setempat, dan yang sedang merencanakan membangun pusat kegiatan senilai US $ 17 juta. Akhirnya pada tahun 1977 fihak pemerintah kota mengakui adanya masalah ini, namun tetap tidak ingin menentukan yang bertanggungjawab. Mereka menganggap bahwa masalah ini bukanlah suatu krisis yang besar. Pendapat ini tetap berlangsung sampai pemerintah negara bagian mulai ikut campur.
Pemerintah negara bagian memerintahkan komisi kesehatan melakukan penelitian, dan memerintahkan memagari sekeliling lahan serta memberikan ventilasi pada basement yang tercemar. Berdasarkan pertemuan dengan penduduk setempat, maka diputuskan penutupan sekolah dan pengungsian anak-anak dan wanita yang sedang hamil yang tinggal berdekatan dengan kanal. Namun dibutuhkan dana untuk melaksanakan kegiatan ini. Dengan bantuan USEPA, 237 keluarga akhirnya diungsikan.
Sebagian besar dari anggota keluarga ini secara rutin mengalami gangguan fisik seperti iritasi, sakit kepala, cepat lelah, susah tidur dan diantaranya juga cacat mental. Peraturan pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah negara bagian adalah menghentikan sama sekali pelindian yang tidak terkendali, mencegah kemungkinan pelindian di masa datang dan menutup kanal. Suatu recana perbaikan dan penyembuhan (remedial) mulai dirancang, diantaranya pembuatan drainase untuk mengalirkan lindi dan memompanya ke suatu tangki pengumpul untuk kemudian diolah sebelum dialirkan kembali pada sistem penyaluran air buangan kota. 
Kanal tersebut juga ditutup setebal 2,5 meter tanah kedap untuk menghindari masuknya air dari luar. Kegiatan remediasi tersebut dianggap terlalu lambat oleh penduduk sekitarnya, walaupun pemerintah negara bagian mengajukan tuntutan denda pada Hooker Chemical sebesar US$ 635 juta. Mereka menginginkan kompensasi yang lebih dari itu. Studi pada tahun 1980 mengemukakan adanya bukti kerusakan khromosom pada penduduk, sehingga Pemerintahan Carter pada saat itu memerintahkan evakuasi sekitar 700 keluarga lagi, tetapi pemerintah negara bagian menolak sampai adanya kejelasan kompensasi bagi penduduk. Dari sudut teknik, Hooker mengemukakan bahwa teknologi yang mereka gunakan adalah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang tetap digunakan oleh Pemerintahan Carter. Namun akhirnya dicapai kesepakatan di pengadilan antara 1345 penduduk dengan Occidental Petroleum, induk perusahaan Hooker Chemical.
Kasus Love Canal menyebabkan adanya perbaikan dan pengetatan peraturanperaturan yang berlaku di Amerika Serikat dalam menangani limbah B3, karena ternyata bukan hanya lahan ini saja yang secara peraturan sebetulnya telah sesuai dengan yang berlaku. Kegiatan remediasi lahan yang terkontaminasi akhirnya menjadi salah satu program yang digalakkan di Amerika Serikat bagi lahan yang tercemar.

KASUS PENYAKIT "KUCING MENARI" DI MINAMATA



Pada tahun 1932, Chisso Chemical Corporation membuka pabrik pupuk kimia di Minamata (terletak di pulau Kyushu, Jepang Selatan). Penduduk di sekitarnya adalah nelayan atau petani. Chisso mempekerjakan penduduk setempat (sekitar 1/3 tenaga pekerjanya), sehingga tidak menimbulkan masalah sosial pada awal pendiriannya. Kasus Minamata ini terkenal di dunia bila membicarakan masalah industri, limbah dan kesehatan masyarakat, yang terungkap setelah sekitar 600 ton merkuri, yang digunakan sebagai katalis dalam prosesnya, dibuang secara bertahap sekitar 45 tahun.
Merkuri didapat di alam, merupakan logam warna putih-perak, termasuk logam berat, dan berada fasa cair pada suhu biasa, dan biasanya digunakan sebagai katalis. Pada tahun 1714 Gabriel Fahrenheit menggunakan merkuri ini untuk termometer. Mikroorganisme dalam air mengkonversi logam ini menjadi methylmercure, dengan prakiraan 70 - 100 tahun akan persistan di alam. Merkuri alamiah dapat dievakuasi oleh tubuh manusia secepatnya melalui urin, sedang mercuri organik bersifat biokumulasi, yang dapat menyerang syaraf dan otak.
Sinyal pertama kasus ini datang pada tahun 1950, yaitu sejumlah ikan mati tanpa diketahui sebabnya. Tahun 1952 timbul penyakit aneh pada kucing yang kadangkala berakhir dengan kematian. Antara tahun 1953 - 1956 gejala yang dikenal sebagai "kucing menari" ditemui pula pada manusia. Beberapa diantaranya meninggal dunia. Tetapi Chisso pada awalnya belum dicurigai sebagai penyebab, hanya diketahui bahwa korban mengalami keracunan akibat memakan ikan yang berasal dari laut sekitar pabrik itu. Chisso kemudian mengeluarkan daftar bahan yang digunakan dalam pabriknya, tetapi tidak tercantum merkuri dalam daftar tersebut, walaupun diketahui bahwa merkuri digunakan sebagai katalis proses dari pabrik tersebut. Penelitian penyebab penyakit tersebut secara intensif dilakukan oleh pemerintah.
Asosiasi industri kimia Jepang juga membantu Chisso dalam melacak masalah ini dengan melakukan penelitian-penelitian, tetapi tidak mendapatkan hasil memuaskan.
Pencemaran mercuri tetap berlanjut. Kasus penyakit ini juga terus berlanjut, dan terutama menyerang anak-anak. Tahun 1956 masyarakat sekitarnya mengadakan aksi menentang keberadaan Chisso. Chisso memberikan santunan pada korban dan yang meninggal, tanpa mengetahui penyebab masalah ini. Kasus ini lama kelamaan terungkap, karena korban umumnya mengandung merkuri yang berlebihan pada tubuhnya. Tahun 1976 sekitar 120 penduduk Minamata meninggal karena keracunan merkuri dan 800 orang menderita sakit. Tahun 1978, 8100 penduduk mengklaim hal ini, dan 1500 diantaranya yang diperiksa diketahui keracunan merkuri. Akhirnya pembuangan merkuri dihentikan dengan ditutupnya pabrik tersebut, dan pemerintah menyatakan bahwa Chisso adalah penanggung jawab penyakit yang berjangkit di Minamata. 22 Maret 1979 dua pemimpin Chisso , yang pada saat itu telah berumur 77 tahun dan 68 tahun, dihukum masing-masing 2 tahun dan 3 tahun penjara. Disamping itu, korban kasus ini menerima santunan yang dibebankan pada Chisso.